Ini dia 10 Nama Pahlawan Indonesia yang Harus kamu Ketahui!

Nama Pahlawan Indonesia

Indonesia memiliki banyak pahlawan yang telah memberikan kontribusi besar bagi kepentingan bangsa dan negara. Perbuatan sejati para pahlawan Indonesia harus dikenang dan diteladani selamanya.

Itulah sebabnya pemerintah Indonesia memberi mereka penghargaan tertinggi dengan menyebut mereka pahlawan nasional. Nama-nama pahlawan Indonesia ini tidak hanya berjuang untuk kemerdekaan tetapi juga menghasilkan gagasan yang bermanfaat.

10 Nama Pahlawan Indonesia

Selengkapnya  dibawah ini merupakan 10 list nama nama pahlawan dari sekian banyak pahlawan yang harus kamu ketahui !

1. Ahmad Yani

Jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani adalah Panglima Tentara Nasional Indonesia yang lahir pada tanggal 19 Juni 1922 di Jenar, Purworejo, Jawa Tengah.

Pada tahun 1943 ia bergabung dengan tentara Jepang yang disebut Pembela Tanah Air (PETA).

Setelah kemerdekaan ia menjadi tentara republik untuk melawan Belanda.

Pada tahun 1958, Yani memerintahkan Operasi 17 Agustus melawan pemerintah revolusioner Republik Indonesia di Sumatera Barat.

Ia dan prajuritnya berhasil merebut kembali Padang dan Bukittinggi, sehingga ia diangkat menjadi Wakil Panglima Angkatan Darat II dan kemudian Panglima Angkatan Darat dan Jenderal A. H. Bangsa.

Pada tanggal 1 Oktober 1965, pada tanggal 30 September, gerakan tersebut mengepung rumah Yani dan secara spontan membunuh Yani.

Jenazah Yani kemudian dibawa ke Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur dan disembunyikan di sebuah sumur bekas.

2. Donald Isaac Panjaitan

Mayjen TNI Donald Isaac Panjaitan lahir secara anumerta pada tanggal 19 Juni 1925 di Balige, Tapanul.

Ia mendapat pelatihan militer dan dilantik sebagai anggota Gyugun di Pekanbaru, Riau.

Bersama pemuda lainnya, Panjaitan kemudian membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Dari jabatan Komandan Batalyon dinaikkan ke berbagai pos hingga diangkat menjadi Wakil Menteri/Pangad IV.

Selama menjabat sebagai Asisten IV Panglima/Pangad, ia membongkar rahasia pengiriman senjata dari Republik Rakyat China (RRC) untuk digunakan PKI. Tengah malam tanggal 1 Oktober 1965, rombongan anggota 30 September memasuki rumah Panjaitan.

Panjaitan yang sedang berdoa saat itu ditembak di kepala dan tewas seketika.

Jenazahnya kemudian dibawa ke Lubang Buaya dengan truk namun tidak ditemukan hingga 4 Oktober.

3. Mas Tirtodarmo Haryono

Letjen TNI Anumerta Mas Tirtodarmo Haryono lahir di Surabaya pada tanggal 20 Januari 1924 dari B.B. (Pelayanan publik).

Berkat keluarga tercintanya ia bisa bersekolah di sekolah dasar Hollandsch-Inlandsche School (HIS 6) dan Europeesche Lagere School (ELS).

Setelah lulus dari HBS, ia masuk ke Ika Daigako (Sekolah Kedokteran Kerja Jepang) di Jakarta namun tidak selesai karena memutuskan untuk ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Haryono kemudian bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan mencapai pangkat mayor.

Ia kemudian diangkat sebagai Sekretaris Delegasi Indonesia, Sekretaris Dewan Pertahanan Nasional, Wakil Tetap Kementerian Pertahanan dan Sekretaris Delegasi Militer Indonesia. Pagi hari tanggal 1 Oktober 1965, 30 September, Movado datang ke rumah Haryono dan membunuhnya.

Jenazah Haryono dimasukkan ke dalam truk kemudian dimasukkan ke dalam lubang buaya.

4. Pierre Tendean

Kapten Czi Pierre Andries Tendean adalah anak dari Dr. A.L. Tendin, seorang dokter berdarah Minahasa, dan Maria Elizabeth Cornet, seorang wanita Belanda berdarah Perancis.

Lahir di Batavia pada 21 Februari 1939, Mann berhasil diterima di Akademi Teknik Angkatan Darat (ATEKAD). Setelah lulus dari Tandin menjadi perwira intelijen dan ajudan Jenderal TNI Abdul Harris Nasution.

Pada dini hari tanggal 1 Oktober 1965, pasukan Gerakan 30 September mengunjungi rumah dinas Abdul Harris Nasution.

Tendean langsung lari ke depan markas dan langsung ditangkap massa G30S/PKI.

Karena rumahnya gelap, mereka mengira bahwa Tendian itu adalah Abdul Harris Nasution.

Ia juga dibawa ke sebuah rumah di kawasan lubang Buaya, ditembak dan dibuang ke dalam sumur.

5. Dewi Sartika

Raden Dewi Sartika adalah nama pahlawan Indonesia yang memprakarsai pendidikan bagi perempuan pribumi yang kemudian terpaksa tinggal di rumah.

Setelah belajar di sekolah dasar Belanda, Dewi berhasil mengajari teman-temannya membaca dan menulis dalam bahasa Belanda.

Untuk mengajari teman-temannya, ia menggunakan alat-alat sederhana seperti papan kayu, arang dan potongan genteng.

Dewi mendirikan sekolah putri pertama bernama Sakola Istri, kemudian berganti nama menjadi Sakola Kautama Istri dan pada tahun 1929 Sekolah Raden Dewi.

Selain membaca, menulis, dan pendidikan agama, sekolah ini mengajarkan menjahit, menyetrika, memasak, mengikat, dan menyusui.

6. Kartini

Raden Ajeng Kartini adalah pahlawan emansipasi wanita Indonesia yang memperjuangkan agar wanita mendapat pendidikan yang sama dengan pria.

Kartini percaya bahwa Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan sebagai makhluk yang sama, hanya berbeda wujud.

Oleh karena itu, status perempuan dan laki-laki serta persamaannya tidak boleh dibedakan.

Kartini mendirikan sekolah putri di Jepara. Hanya ada sembilan siswa yang dibentuk oleh kerabat atau teman. Pelajaran di sekolah tersebut antara lain menjahit, memasak, menyulam, dan bahasa Jawa.

Pada tahun 1912, sekolah tersebut berganti nama menjadi Yayasan Kartini dan menjangkau Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang dll.

Selain kontribusinya terhadap kemajuan perempuan melalui pendidikan, Kartini menentang poligami dan feodalisme.

Kartini menghabiskan hidupnya dengan menulis surat-surat tentang pandangannya terhadap perempuan, yang kini telah terkumpul dalam buku “Habis Gelap Terbitlah Terang”.

7. Ki Hajar Dewantara

Nama pahlawan nasional Ki Hajar Dewantara dinobatkan sebagai bapak pendidikan karena komitmennya yang besar terhadap pendidikan di Indonesia.

Beliau adalah pelopor kemerdekaan pendidikan bagi bangsa Indonesia pada masa penjajahan Belanda dengan mendirikan Perguruan Taman Siswa.

Melalui lembaga pendidikan ini, Ki Hajar Dewantara tidak hanya memberikan hak pendidikan, tetapi juga berusaha menanamkan rasa kebangsaan kepada para siswanya.

Ia juga tidak segan-segan mengkritik pemerintah Belanda dengan menulis Als Ik Eens Nederlander Was (Andai Aku seorang Belanda).

Akibatnya, Ki Hajar Dewantara dijatuhi hukuman pengasingan di Pulau Bangka. Namun, ia kemudian dipaksa mengasingkan diri di Belanda.

Karena pengorbanan dan pengabdiannya, Ki Hajar Dewantara diangkat menjadi Menteri Pendidikan Indonesia yang pertama.

Kini hari lahir Ki Hajar Dewantara diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional.

Begitu pula semboyan ciptaannya “Tut Wuri Handyani” menjadi semboyan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

8. Mohammad Hatta

Mohammad Hatta telah aktif pada global politik semenjak masih muda, khususnya pada Partai Nasional Indonesia (PNI).

Lantaran aktivitas politik tersebut, Hatta ditangkap Belanda & diasingkan ke Irian Jaya lalu dipindahkan ke Banda Neira.

Hatta pula sebagai Wakil Ketua PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).

Ia pernah menimba ilmu pada Belanda, tepatnya pada Sekolah Tinggi Ekonomi pada Totterdam.

Di sana, Hatta sebagai pimpinan Perhimpunan Indonesia & dianggap sebagai bendahara merangkap anggota Dewan Redaksi Majalah Hindia Putera (Indonesia Merdeka).

Pada 17 Agustus 1945, Hatta ikut mendampingi Soekarno membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia yg sudah beliau rumuskan sebelumnya.

9. Mohammad Yamin

Mohammad Yamin adalah salah satu pahlawan Indonesia yang berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan.

Ikut serta sebagai anggota Badan Penyelidik Kesiapsiagaan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Yamin ikut serta dalam perumusan dasar negara yaitu Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.

10. Soedirman

Panglima Jendral Soedirman (Pinterest.com)

Jenderal Soedirman adalah Panglima Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pertama yang terlibat dalam kemerdekaan Indonesia.

Ia memulai karir militernya dengan bergabung dengan Pembela Tanah Air (Peta).

Tak terhitung perang yang dipimpin oleh Soedirman melawan Jepang, Belanda dan Sekutu.

Salah satu gerilyawan yang dieksekusi oleh Soedirman adalah ketika Belanda melancarkan Agresi Militer II untuk menduduki Yogyakarta.

Sementara para pemimpin politik berlindung di istana Sultan, Soedirman justru melakukan perjalanan dan berjuang selama tujuh bulan. Setelah berhasil membujuk Belanda untuk mengakui kemerdekaan Indonesia, Soedirman meninggal karena TBC sebulan kemudian.

Itulah 10 list nama pahlawan dari indozone yang harus kamu ketahui dari sekian banyaknya pahlawan nasional di Indonesia.

 

10 Nama Pahlawan Indonesia yang Harus kamu Ketahui!

You May Also Like

About the Author: Kanal Pengetahuan

Kanal Pengetahuan merupakan media diseminasi (dissemination) yaitu penyebaran informasi dan pengetahuan kepada publik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *